Indonesia Perlu Bantu Korban Konflik di Irak dan Suriah
Anggota Komisi I DPR RI Darizal Basir meminta agar Indonesia turut aktif dalam memberikan bantuan kemanusiaan ke negara-negara yang tengah dilanda konflik di Timur Tengah, seperti Irak dan Suriah. Dua negara tersebut tengah dilanda krisis multi dimensi akibat konflik internal yang menyebabkan munculnya gelombang pengungsian cukup besar dari negara ini.
“Perekonomian bangsa memang belum stabil, tetapi memberikan bantuan kepada negara-negara yang tengah dilanda konflik tidak akan menjadikan bangsa ini miskin dan hancur”, katanya usai Rapat Dengar Pendapat dengan Dubes RI untuk Suriah, Djoko Harjanto, dan Dubes RI untuk Irak, Safzen Noerdin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Rabu (2/9/15).
Ia mengingatkan ketika Indonesia membutuhkan dukungan politik bagi kemerdekaan, Irak adalah negara yang secara cepat memberikan dukungan politik tersebut. Irak juga adalah negara yang selalu membanggakan Indonesia sebagai negara demokrasi muslim terbesar di dunia. “Kini saatnya kita menunjukkan pada Irak bahwa Indonesia tidak akan melupakan sejarah dan meninggalkan sahabatnya. Indonesia siap memberikan bantuan kemanusiaan” lanjutnya.
Sebentar lagi menurutnya akan datang musim dingin di Irak yang puncaknya pada November nanti. Anak-anak dikhawatirkan akan semakin menderita dan tewas karena kedinginan serta kelaparan di tenda-tenda pengungsian. “Sebuah selimut dan dan semangkuk sup hangat untuk setiap orang dari Indonesia akan sangat berarti bagi keselamatan hidup mereka.”
Terhadap Suriah, Indonesia juga berkewajiban memberikan bantuan. Darizal mengingatkan bahwa ketika Aceh dilanda tsunami, Rakyat Suriah membantu US$ 250 ribu. Saat ini Suriah sangat berharap Indonesia mau memberikan bantuan kemanusiaan dalam bentuk finansial, bukan barang. “Ini karena jika dalam bentuk barang, mereka akan kesulitan membayar orang atau petugas yang mengangkutnya”, kata wakil rakyat dari dapil Sumbar I ini.
Namun demikian Darizal mengingatkan bahwa karena situasi Suriah dan Irak saat ini dipenuhi oleh kelompok-kelompok yang memiliki afiliasi dan kepentingan yang sangat beragam, maka bantuan harus disalurkan secara selektif dan hati-hati. “Jangan sampai bantuan tersebut dinikmati oleh kelompok-kelompok yang bertikai atau kelompok teroris seperti ISIS sementara rakyat Suriah dan Irak yang betul-betul membutuhkan justru tidak terjangkau”.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, politisi Fraksi Partai Demokrat ini mengimbau agar seluruh bantuan yang ada nantinya disalurkan melalui satu pintu, yaitu KBRI baik Irak maupun Suriah. “Ini karena KBRI lebih mengetahui kondisi dan peta di lapangan konflik sehingga bantuan kita benar-benar jatuh ke tangan yang berhak”, tandas Darizal. (iky)